BUDIDAYA BUNGA KRISAN POT




Bunga krisan merupakan tanaman hias yang disukai oleh berbagai kalangan, baik sebagai bunga potong untuk dekorasi maupun bunga pot sebagai penghias ruangan maupun halaman rumah. Warna bunganya yang beragam dan bentuknya yang cantik menarik hati siapapun yang memandangnya. Pada umumnya jenis krisan yang ditanam di pot adalah jenis krisan mini.
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman krisan pot sama dengan syarat tumbuh untuk tanaman krisan potong. Suhu udara siang hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara 20oC – 26oC dengan batas minimum 17oC dan batas maksimum 30oC. Suhu udara pada malam hari merupakan faktor penting dalam mempercepat pembentukan tunas bunga. Suhu ideal berkisar antara 16oC - 18oC.Tanaman krisan untuk pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara antara 70% - 80%.Di Indonesia tanaman krisan dapat tumbuh dan berkembang baik pada ketinggian antara 700 – 1200m di atas permukaan laut.




Media Tanam
Persyaratan media tumbuh adalah sama dengan kriteria tanah bedeng yaitu berpasir, subur, gembur, dan memiliki pH 5,5 – 6,7. Media yang digunakan dalam penanaman krisan potadalah tanah gambut (peat moss), cacahan sabut kelapa (coco peat), dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:4. Media tersebut merupakan media bekas persemaian benih setelah 3 kali tanam dan telah disterilisasi terlebih dahulu pada suhu 85oC selama 4 jam menggunakan steamer. Media dimasukkan ke dalam pot hingga penuh kemudian disiram menggunakan air hingga jenuh. Tinggi pot adalah 15cm dengan diameter 13cm.
Penanaman Bibit
Sebelum penanaman, bibit berupa stek terlebih dahulu diseleksi dan dipilih berdasarkan tinggi yang sama, tinggi bibit untuk tanaman krisan pot tidak boleh lebih dari 5cm. Media tanam dilubangi sebanyak 5 buah, penanaman bibit krisan dilakukan secara manual, yaitu dengan tangan. Bibit yang dimasukkan ke dalam lubang diusahakan tegak lurus dan mempunyai tinggi yang sama karena akan mempengaruhi sifat tumbuhnya. Pengkabutan dilakukan segera setelah penanaman selesai dilakukan dengan menggunakan power sprayer selama kurang lebih 30 menit.
Pengaturan Panjang Hari
Lama penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia 14-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis paling tidak tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama 2 jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Supaya bunga mekar secara serempak, ada penanaman krisan pot yang melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam sedemikian rupa sehingga cahaya dari luar sama sekali tidak mengenai tanaman.
Penyiraman

Penyiraman tanaman krisan pot bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat bantu sistem irigasi. Beberapa pertimbangan dalam menentukan pertimbangan adalah frekuensi penyiraman, kualitas air, penyiraman tidak kena daun, penyiraman dilakukan sekaligus dengan pupuk. Untuk memenuhi persyaratan penyiraman yang baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hasil penyiraman lebih efisien: penyiraman dengan merendam sebagian pot kedalam air setinggi 5-10 cm selama beberapa menit, secara kapiler air dan pupuk bergerak dari bagian bawah pot ke permukaan atas media, dengan sistem drip (irigasi tetes) setiap pot disambungkan dengan selang yang mempunyai jarum untuk mengatur keluarnya air dan sebagai jalan tetesan air ke media, dengan menggunakan sistem drip, pemupukan bisa dimasukkan ke dalam alat irigasi.
Pinching dan Disbudding
Pinching adalah membuang pucuk terminal dari bibit asal, hal ini dilakukan untuk menghentikan dominasi tunas apikal untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas lateral dari ketiak daun. Dari setiap bibit diharapkan mengeluarkan tunas lateral sebanyak 3-4 tunas produktif, sedangkan tunas-tunas yang kecil atau tidak produktif harus dibuang, sehingga kualitas tunas yang dipelihara benar-benar bagus. Pinching dilakukan setelah tanaman memiliki 5 daun sempurna, dan yang dibuang adalah tunas diantara daun keempat dan kelima, bila daun pertama dihitung dari bawah. Tanaman yang dipinching telah berumur lebih dari 10-14 hari setelah bibit ditanam.
Disbudding adalah pembuangan bakal bunga yang tidak diinginkan sesuai dengan tujuan pembentukan bunga. Disbudding dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh dan siap dibuang tanpa mengganggu bakal bunga yang siap untuk dipelihara.
Pemupukan
Pemilihan komposisi pupuk untuk krisan pot dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya biaya produksi. Komposisi pemupukan untuk tanaman fase vegetatif (1200 lt air/500m2) yaitu CaNO3: 1130 gram, KNO3: 1620 gram dan MgSO4: 470 gram, sedangkan pada fase generatif dilakukan mulai 7 MST (1200 lt air/500m2) yaitu CaNO3: 940 gram, KNO3: 1790 gram, KH2PO4: 450 gram dan Urea: 190 gram. Pemupukan dihentikan setelah bunga pertama telah memperlihatkan warna dan hanya diberikan air.
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Aplikasi alar dimaksudkan sebagai zat pengatur tumbuh dengan bahan aktif daminozide. Alar diberikan setelah tanaman berumur 12-14 hari setelah tanam. Zat ini berfungsi untuk memperkuat batang, mencegah penyimpangan, dan memperbaiki kualitas (daun lebih hijau dan bunga lebih seragam). Penyemprotan dilakukan menggunakan sprayer otomatis (Compressed Air Sprayer). Dosis yang diberikan sebanyak 1 gr/liter untuk varietas yang pertumbuhannya cepat, 2 gr/liter untuk tanaman yang pertumbuhannya sedang dan 3 gr/liter untuk tanaman yang pertumbuhannya lambat. Dosis tersebut diaplikasikan untuk 1 bench (70 pot). Adapun prosedur pemberiannya adalah sebagai berikut: penyemprotan hanya dilakukan pada bagian pucuk, semprotan harus cukup halus dan merata sehingga formula mudah diserap daun, tidak dilakukan pada cuaca panas maupun lembab, dan tidak diberikan pada kuncup bunga yang sudah mengalami fase pemunculan warna.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Kualitas krisan pot sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman, sehingga pemeliharaan tanaman mulai dari tanam sampai siap untuk dipasarkan harus dilakukan secara cermat. Untuk mendapatkan kualitas tanaman pot yang prima maka pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara intensif. Adapun hama dan penyakit tanaman yang banyak menyerang krisan pot adalah sama dengan krisan potong yaitu pengorok daun, thrips, aphids, ulat, dan karat putih. Pengendalian secara kimiawi dengan memperhatikan tepat pestisida, tepat dosis, tepat waktu, tepat aplikasi.
Panen dan Pasca Panen

Umur tanaman krisan yang siap dipanen antara 8-12 minggu setelah tanam tergantung varietas dan keadaan musim, pada musim kemarau tanaman lebih cepat dipanen, yakni antara 8-11 minggu, sebaliknya jika musim hujan pemanenan baru dapat dilakukan hingga tanaman berumur 12 minggu.
Beberapa faktor yang menjadi kriteria kualitas tanaman pot adalah sebagai berikut:
1. Tajuk
Batang tanaman tidak terlalu tinggi, sekitar 20-25 cm. Bentuk tajuk tumbuh ke samping pot, sehingga bila dilihat dari bagian atas, tanaman memiliki diameter lebih dari 20 cm; semakin lebar diameter tajuk dengan batang yang kuat akan semakin baik.
2. Daun
Warna daun hijau segar dan bersih dari residu pupuk daun dan pestisida. Bentuk daun normal dan tidak cacat, bebas dari serangan hama penyakit. Daun tumbuh lebat sehingga terlihat rimbun.
3. Bunga
Warna bunga cerah dan tidak pudar. Semua bunga dalam satu pot tumbuh normal dan bebas hama penyakit. Bunga mekar serempak, kompak, dan tinggi bunga rata.
Setelah krisan pot diseleksi sesuai kriteria, maka segera dimasukkan ke dalam kantong plastik agar bunga dan cabang tidak patah selama dalamtransportasi. Sebelum tanaman pot dimasukkan ke dalam plastik dan dikemas ke dalam kardus, media tanam harus dalam kondisi lembab dan pot dalam keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Amirullah. 2012. Budidaya Bunga Krisan. http://amiere.multiply.com/journal/item/117/Budidaya-Bunga-Krisan.
Anonim. 2013. Teknik Budidaya Bunga Krisan Pot. http://binaukm.com/2010/06/teknik-budidaya-bunga-krisan-pot/
Kartono. 2016. Cara Budidaya Bunga Krisan Pot. http://kartono.net/cara-budidaya-bunga-krisan-pot/


Komentar